Kimballyoung.com – Sebagai orang tua, Bunda tentu menyadari jika anak-anak sering kali kesulitan dalam mengontrol emosinya. Meskipun marah merupakan emosi yang normal, akan tetapi mengendalikan emosi bukan perkara yang mudah. Terlebih, beberapa ekspresi kemarahan bahkan dapat membuat anak justru menjadi kasar dan agresif.
Oleh karena itu, anak-anak perlu mengetahui bagaimana menyalurkan amarahnya secara sehat dan aman. Lantas, apa saja manfaat yang dapat diperoleh dari mengelola emosi pada anak dan bagaimana mengajarkannya? Simak ulasannya berikut!
Manfaat Mengenalkan Cara Mengelola Emosi Anak
Sejatinya, kecerdasan emosional sangat penting untuk dimiliki anak-anak sehingga perlu diajarkan sejak dini. Dengan demikian, anak akan memiliki kemampuan dalam mengenal dan mengelola dirinya. Berikut manfaat lain yang didapatkan jika Anda mampu mengajarkan anak bagaimana mengelola emosinya.
Anak dapat mengatur emosi lebih baik
Kemampuan anak dalam mengelola emosi tidaklah datang secara alami. Mengatur emosi merupakan kemampuan yang berkembang dari waktu ke waktu. Tentunya, peran orang tua sangat penting untuk membantu mereka mengembangkan kecerdasan emosinya tersebut.
Kemampuan mengelola emosi akan membantu anak untuk dapat berperilaku secara tepat di setiap situasi. Apabila dapat mengatur emosinya, anak-anak akan tetap tenang serta tidak mengalami tantrum meskipun merasa kecewa.
Kendati demikian, Bunda perlu memahami bahwa mengelola emosi tidak sama dengan menghindarkan anak dari emosi negatif dan situasi tidak menyenangkan. Dengan begitu, Bunda tetap perlu membimbing anak untuk tetap tenang saat mengalami emosi negatif.
Mengurangi risiko stres dan depresi
Banyak orang dewasa menganggap bahwa anak-anak tidak akan merasakan stres dan depresi, padahal kenyataannya tidak. Dengan begitu, jika anak dapat memahami dan mengelola emosinya dengan baik, risiko stres dan depresi juga akan dapat diminimalisir.
Penelitian dari tim ilmuwan Belgia bahkan menyebutkan jika anak yang memiliki kecerdasan emosional tinggi juga akan memiliki suasana hati yang lebih baik. Kekhawatiran anak juga akan lebih kecil, terutama jika berada pada situasi yang tidak menyenangkan.
Selain itu, anak berusia di atas 7 tahun yang cenderung memiliki kecerdasan secara emosional juga mampu meningkatkan kemampuan melibatkan emosi dan pemikiran rasional secara bersamaan. Inilah yang akan membuat risiko stres dan depresi pada anak lebih terkendali.
Hubungan personal dan profesional semakin membaik
Kemampuan mengelola emosi yang Bunda ajarkan kepada anak secara tidak langsung juga akan berpengaruh pada keterampilan sosial anak. Keterampilan ini tentu juga akan membantu anak dalam mempersiapkan interaksi serta hubungan personal dan profesionalitas di masa depan.
Adapun keterampilan tersebut mengaju pada sikap santun yang ditunjukkan anak, hubungan pertemanan dan kemampuan komunikasi secara efektif, serta mampu mempertimbangkan perasaan orang-orang di sekitarnya.
Karena tidak dapat muncul secara alami, Bunda perlu membantu anak dalam mengajarkan kemampuan sosial yang juga akan berdampak pada kemampuan mengelola emosi. Beberapa contohnya seperti mengajarkan si kecil untuk berbagi makanan atau mainan, hingga mendorong anak untuk membereskan mainannya sendiri.
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Beberapa penelitian juga menunjukkan jika anak yang sudah diajarkan mengelola emosi sejak dini memiliki kemampuan untuk mengembangkan pola pikir yang jelas. Hal inilah yang kemudian akan membuat anak dapat berkomunikasi secara efektif.
Tidak hanya itu, anak juga dapat lebih mudah mengekspresikan suatu situasi. Dengan kata lain, keterampilan emosional yang diajarkan kepada anak akan sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasinya.
Kemampuan berkomunikasi yang baik tentunya akan membantu anak dalam menanggapi tantangan yang ada dalam hidupnya. Selain itu, kemampuan berkomunikasi juga dapat membantu anak dalam mencari solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapinya tersebut.
Kualitas diri yang semakin meningkat
Mengajarkan keterampilan mengelola emosi sejak dini juga akan membantu anak dalam meningkatkan kualitas dirinya. Dengan demikian, anak akan lebih siap dalam mengatasi tantangan hidup serta menikmati hidup secara lebih positif.
Apabila memiliki kecerdasan emosional yang baik, anak akan memiliki beberapa kualitas diri seperti dalam mengekspresikan emosi dan perasaan dengan baik. Hal ini tentu dapat membantunya membangun hubungan positif dengan orang-orang di sekitarnya.
Empati anak juga akan terlatih sehingga kemampuan sosialnya juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, sangat penting untuk Bunda mengetahui apakah anak sudah menunjukkan tanda-tanda cerdas emosional. Mulailah ajari anak untuk meningkatkan kecerdasan emosinya.
BACA JUGA : Manfaat Yoga Untuk Kesehatan Tubuh dan Mental
Cara Mengajari Anak Mengelola Emosi
Diperlukan trik khusus ketika mengajarkan anak bagaimana cara mengelola emosi dengan baik. Dengan begitu, emosi anak dapat dikendalikan guna mendapatkan cara terbaik untuk dapat berpikir secara tenang. Berikut beberapa cara yang dapat Bunda praktikkan untuk membantu anak supaya lebih bijak dalam mengelola emosinya.
Mengajarkan anak menenangkan dirinya
Langkah pertama yang dapat dilakukan yakni dengan mengajarkan mereka bagaimana cara menenangkan diri. Istirahat menjadi salah satu kunci penting untuk membantu semua orang meredakan emosinya, termasuk pada anak-anak.
Ketika anak-anak sedang memperlihatkan rasa emosinya, jangan langsung bereaksi dan menegurnya. Hal tersebut malah akan memicu emosinya semakin tinggi. Oleh karena itu, berikan waktu beberapa saat pada anak untuk menjadi lebih tenang.
Salah satu caranya dengan membawa anak masuk ke ruangan yang lebih sejuk supaya lebih tenang dan jauhkan mereka dari sumber kemarahannya. Jika anak bersifat lebih agresif dan kasar, segera hentikan dan buat mereka duduk diam selama 1-2 menit untuk mengatur pernapasan supaya lebih tenang.
Ajari bagaimana cara mengungkapkan perasaan
Sudah pasti Bunda juga perlu menghindari untuk membiarkan anak-anak meluapkan emosi tanpa alasan yang jelas. Terlebih, mereka belum mengerti bagaimana cara mengekspresikan emosinya secara verbal. Tidak mengherankan jika anak-anak akan lebih terbiasa berteriak, menjerit, menendang, bahkan melemparkan barang-barang di sekitar mereka saat mengalami emosi.
Untuk mengendalikan emosi mereka, Bunda dapat mengajari mereka tentang beberapa kata emosi yang berbeda supaya anak dapat mengungkapkan perasaannya. Adapun contohnya seperti marah, takut, bahagia, cemas, kesal, dan sebagainya.
Dengan mengajarkan mereka mengenai hal tersebut, anak akan belajar bagaimana meluapkan emosi melalui kata-kata dan kalimat. Tentu akan lebih baik jika dibandingkan dengan bersikap kasar dan agresif seperti menjerit, berteriak, sampai memukul dan menendang.
Berikan empati pada anak
Tanpa adanya rasa empati, Bunda juga tidak akan dapat menemukan cara terbaik untuk dapat mengelola emosi yang anak rasakan. Oleh karena itu, Bunda harus dapat membujuk anak supaya menceritakan hal-hal apa yang sampai membuatnya emosi.
Bantu anak untuk mengenali perasaannya sendiri. Baik itu frustrasi, marah, atau kesal terhadap suatu hal. Dengan adanya empati, Bunda juga dapat memahami perasaan anak tanpa terlihat menghakimi. Jika Bunda lebih terbuka untuk mendengar, anak juga akan terbiasa lebih tenang.
Alihkan emosi pada hal-hal positif
Ketika sedang emosi, adrenalin seseorang akan terpompa dan detak jantung akan mengalami peningkatan. Saat hal tersebut terjadi, seseorang akan mendapat energi tambahan sehingga dapat berbicara dan bertindak lebih keras.
Perubahan yang terjadi pada tubuh ini tentu akan meningkatkan risiko tindakan agresif maupun kekerasan. Untuk itu, langkah terbaik yang dapat diajarkan pada anak untuk meredam emosinya yakni dengan mengajarkan anak mengalihkan semua adrenalin tersebut pada hal-hal positif.
Anda dapat mengajarkan anak untuk menyalurkan semua emosinya pada hal-hal yang bersifat lebih produktif. Beberapa di antaranya seperti dengan melakukan kegiatan olahraga, berenang, hingga melakukan aktivitas fisik lain untuk kebugaran.
BACA JUGA : Tingkatkan Kesehatan Tubuh Dengan Pola Tidur Teratur
Memberikan batasan marah
Sejatinya, cukup wajar apabila anak ingin meluapkan amarahnya. Akan tetapi, pastikan tidak melebihi batas karena marah merupakan salah satu jenis emosi manusia yang jika tidak dikontrol akan menimbulkan dampak negatif.
Oleh karena itu, ada baiknya Anda memberikan batas toleransi marah yang dialami anak. Misalnya jika anak sudah berkata kasar bahkan merusak benda-benda di sekitarnya, maka sudah dikategorikan kelewatan.
Anda perlu menerapkan aturan tersebut sebagai aturan tidak tertulis. Pastikan anak memahaminya dengan baik dan berikan konsekuensi apabila sampai melanggar aturan dan kesepakatan yang sudah dibuat tersebut.
Hindari memberi hukuman untuk mengatur emosi
Meskipun tidak salah memberikan suatu konsekuensi, namun pastikan hal tersebut tidak jadi mempermalukan anak. Hindari juga hukuman secara fisik maupun verbal yang malah membuat anak-anak menjadi semakin susah mengelola emosinya.
Ketika Anda memberi hukuman, tidak jarang anak-anak hanya akan menyimpan emosi tersebut kemudian tidak dapat mengendalikan luapan emosinya. Hukuman fisik juga bukan cara terbaik guna mengajarkan pada anak untuk mengendalikan emosinya.
Oleh karena itu, cobalah untuk meluangkan waktu berbicara pada anak kemudian berikan bimbingan positif bagaimana meluapkan emosi dengan baik. Dengan demikian, anak akan dapat memproses emosinya secara lebih terampil.
Ajari bagaimana menyelesaikan masalah
Selain menenangkan anak sewaktu sedang emosi, Anda tentu juga harus mendorong mereka untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan demikian, tentu akan membuat anak semakin mandiri dan tidak selalu bergantung pada bantuan orang tua.
Sebagai contoh, ketika anak sedang berebut mainan, Anda dapat mengajarkan pada anak bagaimana berkata dengan baik kemudian bermain secara bergantian. Jangan lupa mengawasi anak supaya dapat melihat apakah mereka dapat mencerna apa yang Anda ajarkan tersebut.
Belajar mendengarkan anak
Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga ingin selalu didengar, terutama ketika memasuki tahap perkembangan emosi di usia dini. Saat Bunda sebagai orang tua kurang cukup untuk mendengarkan mereka, dikhawatirkan akan membuat anak untuk mengubah emosinya menjadi lebih negatif guna mendapat perhatian Anda.
Untuk itu, tunjukkan kalau Anda merupakan orang tua yang peduli pada anak dengan cara selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan mereka. Dengan demikian, emosi anak akan dapat terlatih dengan baik dan Anda dapat melihat perubahan besar pada perilakunya.
Itulah beberapa manfaat dan cara untuk mengajarkan pengelolaan emosi pada anak. Sebagai orang tua, tentunya kita juga perlu memberikan contoh yang baik. Salah satunya dengan tidak bertengkar di depan anak.
Tentunya, semua tips di atas akan sia-sia jika Anda sebagai orang tua tidak memberikan contoh yang semestinya. Terlebih, anak-anak cenderung meniru perilaku orang tuanya. Nah, semoga kita dapat menjadi orang tua yang lebih bijak dalam mengatur emosi supaya anak lebih mudah mengelola emosinya sendiri. Untuk informasi lebih lengkap silahkan cek di Kimballyoung.com. Selamat mencoba!